28 Oktober 2016

Menunggu Padi Di Kebun Saat Lebaran Pengalaman Menarik Yang Selalu Saya Ingat Sampai Sekarang

MENUNGGU PADI DI KEBUN SAAT LEBARAN

Menunggu padi  saat lebaran adalah kisah seru yang tidak bisa saya lupakan sampai sekarang.Kenapa ? sebab ini adalah kisah unik dari pengalaman saya sendiri.


Betapa tidak unik karena biasanya orang – orang pada saat lebaran sibuk dengan acara halal bi halal dan saling mengunjungi satu sama lain, sedangkan saya sibuk mengusir burung dan binatang lainnya yang menganggu padi kami.


Pada saat lebaran waktu itu padi kami hampir menguning ke emasaan, kebun padi kami dekat sekali dengan hutan yang banyak binatang pengganggu kebun seperti kera, babi , burung – burung dan lainnya.


Jika kebun kami tidak di jaga, maka padi kami akan dirusak oleh binatang seperti babi dan kera.Jadi waktu itu saya harus rela untuk tidak ikut berlebaran dikampung saya.


Saya sudah terpikir pada waktu itu bahwa menunggu atau menjaga kebun pada sat lebaran bisa sangat membosankan dan juga bisa mengasyikan.Membosankan karena saat lebaran itu saya sudah terbayang bagaiaman teman – teman saya begitu gembiranya bermain pada saat lebaran tersebut.


Disatu sisi menyenangkan juga sebab dikebun sedan musim buah –buahan seperti duku, duren, rambai, rambutan.Jadi di kebun saya sangat puas menikmati enaknya buah –buahan tersebut.


Untuk mengusir kebosanan tersebut saya membawa buku cerita dan Koran – Koran dirumah, karena saya memang hobi membaca.Selain itu juga saya memasang giyan untuk menangkap ikan disungai.


Kebun saya dikelilingi oleh hutan, hutan tersebut masih banyak sekali binatang seperti babi, monyet dan burung – burung.Biasanya para monyet – monyet tersebut akan menyerbu kebun kami, jika kami tidak ada dikebun.


Saya pikir monyet tersebut begitu cerdik, sebab jika kami dikebun mereka sepertinya tidak memunculkan diri, sepertinya mereka mengintip dan mengintai kami dari atas pohon – pohon yang lebat dekat perbatasan kebun.


Tetapi jika kami mencoba tidur – tiduran biasanya para monyet ini mulai mendekati pagar kebun kami.Apalagi kebun kami didekat perbatasan banyak sekali pohon pisang yang sedang berbuah.


Saat monyet –monyet tersebut mulai menyantap buah pisang biasanya monyet itu mengeluarkan suara ramai, entah apa yang mereka ucapkan, sebab saya tidak tahu bahasa monyet, hehe.


Kalau suara monyet mulai ramai, maka kami akan berlari membawa kaleng yang berisi batu atau benda – benda lainnya yang berfungsi sebagai alat pengusir monyet.


BIasanya para monyet akan segera pergi menjauh, tatapi kita harus waspada sebab monyet – monyet tersebut hanya bersembunyi dibalik rindangnya pepohonan yang lebat.


Selain monyet – monyet tersebut senang memakan pisang ,monyet juga suka memakan bulir – bulir pada dan yang lebih parahnya monyet tersebut mulai merusak – rusak pohon padi.


Hewan lainnya yang sering sekali merusak tanaman padi kami adalah babi, binatang yang satu ini suka juga memakan bulir – bulir padi dan juga suka merusak pohon – pohon padi.


Selain suka memakan tanaman padi binatang yang satu ini juga senang membuat sarangnya didalam padi yang rimbun, tanpa kita ketahui.Babi ini juga sangat berani sekali dalam menerobos, pagar kebun kita.Baik dengan cara melompatinya atau bahkah dengan mencari sela pagar yang sudah buruk atau lapuk.


Cara yang biasa kami lakukan untuk mengatasi atau menghalau masuknya binatang yang satu ini adalah dengan membakar ban bekas diarea kebun kami tujuannya agar bau – bauan tersebut tercium oleh babi, sehingga binatang itu tidak mendekat.Tetapi harus diingat loh jangan sampai ban yang kita bakar justru membakar kebun kita, kan kita pasti mengalami kerugian.


Disamping itu juga untuk menghalau binatang babi itu masuk, kami juga menempatkan pakaian bekas kami disekitar tempat yang sering dimasuki babi.Pakaian bekas tersebut biasanya masih menempel bekas keringat, sehingga babi tersebut akan mengira bahwa ada manusia dikebun.


Disetiap pagar kami pasang kaleng – kaleng yang berisi batu, sehingga jika babi ini menabrak pagar kebun,maka kaleng itu akan bersuara dan suara kaleng tersebut akan membuat binatang seperti babi akan terkejut dan lalu pergi.


Binatang seperti babi dan monyet ini sering menganggu tanaman kami dikebun sebenarnya lebih disebabkan karena cadangan makanan yang ada didalam hutan habis.


Makanan yang sering disukai oleh binatang seperti babi di dalam hutan adalah umbi –umbian,cacing, buah – buahan, daun – daunan muda dan lainnya.Jika makanan tersebut masih tersedia melimpah didalam hutan biasanya babi enggan memasuki kebun penduduk.


Sekarang ini sudah banyak hutan – hutan yang sudah disulap menjadi kebun, hal ini membuat ruang gerak para binatang yang ada dihutan menjadi tersudut atau kesulitan dalam mencari makanan.


Disamping itu juga sudah banyak kebun yang sudah diubah menjadi pemukiman tentunya hal ini tidak baik untuk populasi binatang seperti babi dan monyet.Hal ini akan membuat para monyet dan babi terpaksa mencari makan ke kebun – kebun lainnya.


Ohy kita kembali lagi ke kisah saya menunggu padi di kebun, kalau padi kami sedang mau masak atau mulai berwarna kunin ke emasan, kami harus menginap di kebun.


Menginap dikebun adalah pengalaman yang sangat seru dan unik, sebab kami harus terbiasa mengunakan lampu yang mengunakan minyak tanah.


Kalau kita tidak membawa kelambu saat harus menginap dikebun, maka akan banyak sekali nyamuk dan akan membuat kita tidak bisa tidur nyenyak.


Dikebun pada malam hari kami harus giliran untuk mengecek situsai kebun kami,sebab pada malam hari adalah waktu binatang seperti babi menyerang.


Dari pengalaman kami, tanda – tanda bahwa kebun dimasuki oleh babi adalah banyakknya nyamuk yang berdatangan yang dibawa oleh babi tersebut dan tanda lainnya adalah suara kaleng yang kami pasang dipagar berbunyi.


Memang sich menunggu atau menjaga padi pada malam hari atau pada hari lebaran merupakan hal yang membosankan dan membuat kita kurang tidur, tapi apa mau dikata kita memang harus melakukannya, kalau tidak maka jumlah hasil panen kami akan berkurang.


Kalau tidak menginap dikebun,saat menjaga padi dihari lebaran kami biasanya pulang pada sore hari sekitar pukul lima sore.Memang kami harus pulang agak sore, sebab saat sore kebun dalam keadaan sepi dan waktu ini biasanya akan dimanfaatkan oleh babi dan monyet mencari makan dikebun kami.


Saat sore sebelum pulang dari kebun kami harus menyempatkan untuk memasang potongan ban bekas, disetiap sudut atau tempat yang akan dilalui oleh babi.Ban bekas motor atau mobil tersebut dipotong – potong kecil sebesar ibu jari yang kita selipkan di tonggak kayu lalu kita bakar.


Tujuannya seperti yang sudah saya sebutkan diatas bahwa bau – bau’an yang  berasal dari ban bekas tersebut akan membuat babi tidak suka memasuki kebun kami.


Setelah itu kami juga menabuh benda – benda yang berbunyi keras dan nyaring tujuannya adalah untuk mengkagetkan binatang seperti babi dan monyet agar mereka mengira kami masih dikebun, setelah itu kami segera pulang.


Begitulah kisah singkat kami dalam menunggu kebun, terutama pada hari lebaran mungkin kisah ini bisa bermanfaat buat para teman – teman pembaca.
Demikianlah artikel singkat ini kami buat semoga bermanfaat jika ada kesalahan pada ide dan penulisan saya mohon maaf.
Comments

Mohon ketika berkomentar harap menggunakan Akun Blogger , G+,Anonymous kalau URLnya di isi dengan Nama Blog, Maka dengan berat Hati komentarnya tidak saya Posting, :)
EmoticonEmoticon