28 Juli 2017

Saya Tidak Cocok Jadi Mandor Perkebunan Kelapa Sawit, Ini ALASANNYA

Setelah satu tahun bekerja saya pun resmi menjadi mandor Perkebunan Kelapa Sawit di Bagian Pemeliharaan.

MANDOR PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Tugas saya sebagai mandor pemeliharaan adalah Membersihkan tanaman penganggu, memangkas pelepah sawit, memperbaiki jalan yang berlubang, memupuk.

Pada tiga bulan pertama menjadi mandor kelapa sawit, membuat sikap saya jadi berubah.


Berubah seperti apa ? saya jadi mudah marah dan sedikit agak jaim alias jaga image ke pada orang – orang , terutama pada anak buah karyawan pemeliharaan.


Saya merasa tidak menjadi diri saya sendiri, saya berubah kata teman saya pada waktu itu.
Melalui tulisan singkat ini saya mengoreksi diri saya sendiri, bahwa saya tidak cocok menjadi mandor dan ini adalah alasannya : 



1.    SAYA TIDAK SUKA MARAH


Saya orangnya tidak suka marah, bukan berarti tidak bisa marah.

Menjadi mandor sifat saya yang tidak suka marah berubah menjadi suka marah.Kok mudah marah ?

Persoalannya adalah kita sebagai mandor punya target kerja yang sudah diarahkan oleh Pimpinan, saat target tersebut tidak bisa dipenuhi maka kita pasti kena tegur oleh atasan.

Apalagi penyebab tidak tercapainya target tersebut dikarenakan ulah anak buat saya, maka saya pasti marah – marah kepada mereka.

Kebiasaan para anak buah yang berkerja semau mereka, membuat saya sering kesal dan marah –marah.

Misalnya saja:

Waktu itu saya suruh bekerja untuk membersihkan anak – anak pohon kecil yang ada pada jalur sawit sampai dengan batas yang sudah saya tentukan.

Dan ternyata mereka bukannya melakukan apa yang saya perintahkan , melainkan mencari burung.Makanya saya jadi kesal dan marah – marah kepada mereka.

Karena seringnya marah – marah membuat saya sendiri tidak merasa nyaman untuk bekerja sebagai mandor.

Jadi Mandor membuat sikap dan karakter saya berubah menjadi diri orang lain bukan diri sendiri, makanya saya merasa tidak cocok.


2.    SAYA TIDAK TEGA’AN


Sifat Asli saya tidak tega’an mudah kasihan, nah pada saat menjadi mandor kelapa sawit sifat saya tersebut sering membisiki saya.

Saya tidak tega melihat karyawan yang bercucur keringat demi mengejar target yang saya tetapkan dan terkadang saya suruh istirahat walau belum selesai bekerja.

Saya kasihan dengan mereka yang sudah datang dari jauh dengan berjalan kaki selama satu jam untuk bisa sampai ke tempat kerja, maka terkadang saya menyuruh istirahat dahulu sebelum berkerja padahal waktu kerja sudah mulai dan hari sudah siang.

Sifat saya tersebut sangat bertentangan dengan peraturan kerja sehingga target kerja tidak bisa ditembus.

Jiwa saya bergejolak antara harus menuruti kata hati atau memaksakan kehendak Perusahaan, sehingga saya menjadi tidak nyaman untuk menjadi mandor.

Ketidak nyamanan tersebut membuat saya merasa tidak cocok menjadi mandor perkebuanan Kelapa Sawit.


Demikianlah alasan saya tidak cocok menjadi mandor yang saya tuliskan dalam bentuk cerita, semoga bermanfaat.


Jika ada kesalahan pada Ide dan Penulisan saya mohon maaf.


2 komentar

  1. hahahahaa, kenapa saya merasa kita related ya kang sifatnya?
    Saya juga ga suka marah-marah, tapi karena setiap kerja saya dipercaya ama bos, jadinya saya disuruh kontrol pekerja lapangan langsung, meski itu bukan bidang saya.

    Dan begitulah, saya kudu jaim biar punya wibawa memerintah mereka biar ga malas-malasan, duh ga enak banget.
    Apalagi kalau mereka males karena si bos suka bayar mereka dengan murah, sementara bos bayar mereka murah karena progress kerjaan mereka lambat, saya gepeng deh dengar curhatan kedua belah pihak hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha..makanya kita sukses menjadi teman blogger, kita kita related Post,hahahah...
      Ohy,,itu adalah pengalaman saya yang membosankan,hahahah

      Hapus

Mohon ketika berkomentar harap menggunakan Akun Blogger , G+,Anonymous kalau URLnya di isi dengan Nama Blog, Maka dengan berat Hati komentarnya tidak saya Posting, :)
EmoticonEmoticon