26 Juli 2017

Dahulu Saya Pernah Jualan Biji Kacang Tanah 6 Karung

Banyak pedagang yang membutuhkan biji kacang tanah, baik pedagang sate, pedagang Pecel, Pedagang Kacang goreng, Pedagang Peyek dan pedagang lainnya.Nah peluang inilah yang mendorong semangat saya waktu itu nekad berjualan biji kacang tanah pada tahun 2013.

Awalnya saya sedang main ke tempat bibi dan melihat banyak tumpukan karung biji kacang tanah di dalam rumahnya.

Karena kebetulan ia setiap tahunnya  bibi saya itu, menanam kacang tanah di kebunnya.

Dahulu Saya Pernah Jualan Biji Kacang Tanah 6 Karung
pixabay.com
Biasanya ada pelanggan yang selalu rutin datang untuk membeli hasil kebunnya.

Namun karena saya lebih dahulu datang, maka saya nekad saja untuk coba – coba membeli sebanyak 6 ( enam ) karung kacang tanah kering yang belum di kupas.

Saya putuskan untuk membeli sebanyak enam karung saja, sebab saya belum berpengalaman dalam bisnis kacang – kacangan ini, takutnya saya malah rugi.

Berat satu karungnya sekitar 28 kg, namun ada juga dengan berat 25 kg tergantung jenis karungnya.

Jadi total kacang tanah yang saya beli waktu itu sekitar 162 kg kacang tanah kering yang belum dikupas.

Harga kacang tanah yang belum di kupas saat itu saya beli sebesar Rp.7000,-/ kg.

Jadi total modal yang saya keluarkan untuk membeli enam karung kacang tanah pada waktu itu sekitar Rp. 1.134.000,- rupiah.

Masalahnya adalah…………..

Bagaimana mengupas “ Enam Karung “ kacang tanah tersebut agar siap dijual ?

Kalau dikupas secara manual…..mmmm…..lumayan susah.
Saya cari kesana kemari siapa tahu ketemu dengan mesin pemecah kulit kacang….namun hasilnya Nihil alias tidak ketemu.

Terpaksa…..kacang sebanyak enam karung tersebut dikupas secara gotong – royong oleh kami serumah.

Cukup melelahkan juga sich….apalagi jari  - jari tangan lecet – lecet semua.

Namun…..sebelum biji kacang tanahnya resmi dijual…pesanan sudah mulai berdatangan terutama dari tetangga.

Maklum waktu itu sedang mendekati mau lebaran sehingga biji kacangnya sangat dibutuhkan untuk membuat bahan beraneka ragam jenis kue.

Harga jualnya juga tetap sedikit dibawah harga pasaran sama halnya saya menjual bibit klengkeng waktu dulu.Baca “Pengalaman Untung 100 Persen Berbisnis Bibit Klengkeng “ yang pernah saya jalani.

Saya jual dengan harga Rp. 28.000,-perkilogram dan harga pasaran sekitar Rp. 30.000,- per/kg.

Menjualnya juga dengan system ecer, setelah dikupas beberapa kilo langsung terjual.

Jadi dari total enam karung kacang tanah yang belum dikupas, setelah dikupas menjadi sekitar 50 kg.

Jadi saya uang yang terkumpul 50 Kg x Rp. 28.000 = Rp.1.400.000,-

Jadi keuntungan yang saya dapat yaitu 1.400.000 - 1.134.000 = 266.000.

Untung tipis sekali…….. bisnis kacang tanah waktu dulu.
Kenapa saya sebut tipis…?

Sebab saya harus bayar honor para anggota keluarga yang ikut gotong- royong mengupas kulit kacang.

Masak saya tidak kasih uang…padahal jari – jari tangan mereka sudah lecet akibat mengupas kulit kacang yang lumayan keras itu.

Jadi saya tidak tega, sehingga saya berikan saja honornya sebesar 200 ribu Rupiah untuk empat orang.

Dan sisanya 66 Ribu buat upah capek saya…hehe.
Dari belajar berbisnis kecil – kecilan kacang tanah ini, saya mendapatkan beberapa pelajaran atau pengalaman, jika ingin mengulangi lagi bisnis tersebut.

Yaitu :


- Pilih Jenis Kacang dengan bobot dan Ukuran yang Besar


Sebelum membeli kacang tanah yang belum dikupas, patut diperhatikan berat secara rata – rata setiap butir kacang tanah.

Caranya adalah dengan melihat langsung kacang di dalam karung atau sedang terjemur, lalu kita timang – timang kacangnya menggunakan tangan kita sendiri.

Jika terasa berat itu artinya rata – rata biji kacang tanah tersebut berkualitas bagus.

Dan untuk membuktikannya tinggal kita kupas kacang tanahnya.

Cara manual ini perlu kita pakai, sebab kacang tanah yang belum dikupas ada kalanya kulitnya besar, namun isinya sudah rusak.

Kalau kacang tanah yang kita beli rata – rata isinya sudah rusak, itu artinya kita hanya membeli kulit kacang doang……..dan beresiko mengalami kerugian.

Nah hal ini lah yang saya alami waktu dahulu.

Ukurannya juga perlu kita perhatikan, kalau secara umum bentuk kacang tanah besar – besar, maka potensi keuntungan bisa kita dapatkan.

Namun kalau secara rata – rata kacang yang kita beli berbentuk kecil – kecil, sebaiknya kita batalkan saja membelinya.

Sebab kacang tanah yang belum dikupas berbentuk kecil, biasanya itu adalah kacang muda, sehingga isinya juga akan mengkerut dan kecil – kecil.

Dan sudah tentu biji kacang tanah yang mengkerut tadi tidak disukai pembeli.


- Diperlukan Mesin Pendukung


Untuk menjual kacang tanah yang masih memiliki kulit, kita wajib membutuhkan mesin pemecah kulit kacang.

Sebab tanpa mesin, sepertinya kita akan membutuhkan waktu lama untuk mengupas kulit kacang tanah karena menggunakan cara manual.

Iya..kalau Cuma satu karung, kalau satu ton bagaimana…! Apa sanggup mengupasnya ??

Kalau pun ada orang yang sanggup, Apakah sanggup juga bayar tukang kupas kulitnya ??

Karena kendala pengupasan kulit kacang inilah, sepertinya niat untuk terjun kembali ke bisnis ini sudah saya buang jauh – jauh.

Lagi pula Masyarakat di sekitar daerah saya sudah mulai enggan untuk menanam kacang tanah, mereka lebih memilih menanam pohon karet karena bisa dipanen setiap hari.




3 komentar

  1. Bisnis kacang kupas ternyata cukup ruwet ya, kalau ada mesin pengupas kacang memang jadi lebih mudah tapi ada biaya tambahan lagi untuk beli mesin
    ya semoga saja ada solusinya untuk yg ingin bisnis apapun, karena sekecil apapun usaha sendiri kita adalah bosnya hehe ...

    BalasHapus
  2. Itu baru mengupas kacang. Bagaimana dengan biji=bijian lainnya? Artinya ada proses tertentu yang harus dilakukan sebelum suatu bahan kita terima. Kita yang biasa dengan sudah jadi tak sadar ada kerepotan yang harus dialami dulu.
    Syukurnya banyak pembeli kacang tanah jadi tetap ada kemudahan.
    Saya lagi bingung setelah baca ini, nanti panen jagung harus mipil jagung dan sudah pasti jari saya, terutama jemnpol, akan lecet dipakai mipil. Entah akan berapa karung soalnya suami kelola kebun bagi hasilnya tambah jadi 3 tempat.Mana tak punya alat, paling dicungkil pakai pisau lalu dipipil bagian tengahnya.

    BalasHapus
  3. Benaaarrr benar saluttt :D
    Semua hal dicobain ya kang, yang penting halal, dan hasilnya, pengalaman jadi makin banyak.

    Semoga nanti kang Nata bisa menjadi pengusaha yang sukses ya kang, insha Allah ada jalan bagi orang2 yang mau berusaha :)

    BalasHapus

Mohon ketika berkomentar harap menggunakan Akun Blogger , G+,Anonymous kalau URLnya di isi dengan Nama Blog, Maka dengan berat Hati komentarnya tidak saya Posting, :)
EmoticonEmoticon