06 Agustus 2018

PENGALAMAN : Ketika Firasat, Rasa Cemas, Dan Fakta Menjadi Satu

Jauh hari sebelum Ayahku meninggal dunia pada tanggal 23 Juli 2018, entah mengapa mata dan pikiranku selalu terbayang akan penampakan bendera hijau tua di depan rumah Orang Tuaku.

Bendera yang berwarna Hijau tua ditempatku melambangkan ada orang yang sudah meninggal dunia.Kalau di tempat lain dilambangkan dengan bendera berwarna kuning.

PENGALAMAN : Ketika Firasat, Rasa Cemas, Dan Fakta Menjadi Satu

Penampakan ini sering terjadi ketika saya sedang mengunjungi orang tua ku semasa beliau masih sehat. Terus terang saja penampakan tersebut sering membuat saya cemas, namun saya tidak ungkapkan kepada orang lain.Khawatir anggota keluarga tersugesti dan menjadi sedih.

Hingga kemudian pada tanggal 24 Juni 2018, Ayahku menjadi sakit dan harus dirawat inap selama 7 hari. Selama dirawat inap inilah Ayahku sudah banyak berpesan dengan kami, salah satunya adalah untuk tidak meninggalkan Shalat Lima Waktu.

Terus terang saat beliau berpesan tersebut rasa cemas dan firasat buruk dialam pikiran dan hati saya bercampur aduk. 

Apalagi ketika melihat porsi makan dan tenaga beliau yang sudah mulai berkurang, kesedihan pun sulit hilang dari hati.
Sehari setelah pulang dari Rumah sakit ketika sedang duduk santai, beliau berpesan dengan saya untuk mengurusi adik saya yang paling bungsu dan agar antara kami adik beradik selalu akur.

Jujur saja ketika beliau berpesan seperti itu ada sebuah perasaan cemas mengelayuti dihati, namun saya coba tepis sebisa mungkin dengan berpikiran positif.

Dan di hari – hari selanjutnya kesehatan Ayah saya pun menurun, dan segala upaya medis dan non medispun diupayakan guna untuk memulihkan kesehatan Ayah saya.
Namun Allah SWT berkehendak lain, tepat tanggal 23 juli 2018 ayah saya di panggil oleh Allah SWT.

Selamat Jalan Ayahku, Semoga Allah SWT menempatkan Ayah di Tempat Yang Mulia, baik di alam Kubur maupun di Syurga Kelak.Amin 

Semoga Allah SWT, selalu mengalirkan pahala – pahala dari Ilmu – ilmu yang bermanfaat yang pernah Ayah torehkan sewaktu masih hidup. Amin

Semoga Allah SWT, selalu mengalirkan pahala – pahala dari Amal Jariyah yang pernah Ayah buat sewaktu masih hidup. Amin

Semoga kami anak – anakmu menjadi anak yang sholeh dan sholehah yang diberi kemampuan serta kemudahan untuk selalu mendoakan segala kebaikan untuk Ayah.Amin

12 komentar

  1. Innalilahi wa inna ilaihi rojiun, sabar ya kang Nata,turut berduka cita atas apa yang menimpa kang Nata selama ni, semoga bisa sabar dan istiqomah.. dan lebih dekat lagi dengan sang Pencipta. Dan Ayah diberikan tempat terbaik di sisi Allah.. Amin yra

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin.Terima Kasih atas Doa dan Supportnya Mbak.

      Hapus
  2. Innalillah wa ina ilaihi roji'un...

    Turut berduka cita kang... Semoga Ayahanda diberikan tempat yang layak disisi-NYA. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dalam menghadapinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin.Terima Kasih atas Doa dan Supportnya Pak.

      Hapus
  3. Innalillahi WaInna Illaihi Rojiun.
    Ikut berduka cita ya atas meninggalnya ayah Kang Nata.. Semoga khusnul khotimah..dan amal ibadah beliau diterima di tempatkan di sisi Allah SWT.

    Semoga Kang Nata dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan..
    Ayah saya juga sudah meninggal lama thn 1994

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin.Terima Kasih atas Doa dan Supportnya Mbak.

      Hapus
  4. إن لله و إن اليه راجعون
    Saya turut berduka cita Kang. Semoga beliau selalu dirahmati Allah, dan Kang Nata serta keluarga lain yang ditinggalkan selalu diberi kesabaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin.Terima Kasih atas Doa dan Supportnya Mbak. :)

      Hapus
  5. Innalillahi WaInna Illaihi Rojiun.
    kang Saya turut berduka cita. tetap semangat, sabar dan jangan lupa sholat.

    terus jangan tinggalin blognya juga, saya sampai harap-harap cemas. nungguin artikel baru di blog ini.

    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trim's Mas atas Support dan masukannya.

      heheh, Mas Andi bisa saja H2C ( harap harap cemas ),

      Hapus
  6. Turut sedih e bacanya.. yang sabar ya Mas...

    BalasHapus
  7. Turut berduka cita Kang Nata. Apapun kata orang, bagi dia yang mengalami sendiri rasanya sulit untuk menerima kenyataan bahwa orang yang paling dekat dengan kita akan pergi untuk selama-lamanya. Itu sangat sulit Kang, namun saya percaya Kang Nata adalah orang yang tegar dalam menghadapi semua cobaan ini. Tetap semangat Kang hidup terus berjalan...

    BalasHapus

Mohon ketika berkomentar harap menggunakan Akun Blogger , G+,Anonymous kalau URLnya di isi dengan Nama Blog, Maka dengan berat Hati komentarnya tidak saya Posting, :)
EmoticonEmoticon