31 Oktober 2016

Nama Makanan Unik Khas Desa Yang Sering Ku Cicipi Waktu Kecil

NAMA MAKANAN UNIK KHAS DESA YANG SERING KU CICIPI WAKTU KECIL

Nama makanan yang unik
, begitulah yang saya sebut untuk makanan yang sering saya makan pada waktu kecil.Saya sangat merindukan makanan tersebut,makanann tersebut adalah turun temurun yang selalu dibuat oleh nenek saya dikampung dan cara pembuatannya diwariskan kepada ibu saya.


Tetapi makanan tersebut sudah kalah dengan banyak beredarnya makanan modern,seperti Pizza, Spagetti, dan lainnya.Akan tetapi kalau soal rasa  makanan tradisional didareah saya ini tidak kalah lezatnya dengan makanan modern.


Makanan tradisional yang dibuat oleh ibu saya ini tidak mengunakan bahan pengawet dan pewarna loh…jadi aman dikonsumsi, baik anak – anak sampai usia dewasa.


Nah sahabat pembaca pada artikel kali ini saya akan bercerita tentang, jenis – jenis makanan yang saya sering cicipi pada waktu saya kecil.Mungkin nama makanan ini belum pernah terdengar oleh para pembaca, jadi menurut saya namanya sangatlah unik sekali.

Nama Unik Makanan Khas Desa Yang Saya Sering Makan Pada Waktu Saya Kecil :



1.    HOKBOS


Nama makanan Unik yang pertama adalah Hokbos, anda sudah tahu dengan hokbos…mmm..mungkin belum tahu yach,,hehe.Hokbos itu makanan tradisional yang terbuat dari pisang dan ketan yang dibalut dengan daun pisang lalu dikukus sampai matang.

Cara pembuatannya pun terbilang gampang sekali sobat,kita harus menyiapkan ketan,boleh juga ketan putih ataupun ketan hitam.Ketan tersebut kita cuci sampai bersih.

Seberapa banyak ketan tergantung berapa jumlah orang yang akan memakannya.Kita ambil saja kira – kira 1 kg , jumlah tersebut cukuplah untuk makan 12 orang dewasa.

Setelah ketannya sudah siap, maka kita ambil pisang sekitar satu sisir, pisang yang baik untuk membuat hokbos adalah pisang gedah yang sudah masak.

Pisang tersebut kita lepaskan dari kulitnya, lalu kita hancurkan dengan tangan, boleh juga dihancurkan dengan blender atau alat modern lainnya.Yang terpenting pisang tersebut sudah hancur seperti bubur.

Jika adonan pisang sudah hancur maka, dicampur dengan ketan yang sudah disiapkan tadi, aduk sampai rata.Kemudian siapkan daun pisang dengan ukuran kecil kira – kira ukuran 20 cm x 20 cm, tetapi daunnya kita panaskan dahulu kea pi, tujuannya agar daun pisang tersebut tidak pecah saat digunakan untuk membalut adonan ketan dan pisang yang sudah dihancurkan tadi.

Setelah daun pisang disiapkan maka adonan kita masukkan kedaun pisang kira – kira 5 sendok makan, lalu digulung dan diikat.Setelah proses pengulungan adonan selesai, maka kita kukus.Jika daun pisang sudah berubah warna menjadi agak kekuningan maka biasanya hokbos itu juga masak.

Makanan hokbos ini sangatlah enak sekali, selain bergizi karena mengandung Protein yang berada pada ketan, juga mengandung karbohidrat yang bisa membuat perut kita menjadi kenyang lebih lama.

Makanan ini saya perhatiakan jarang sekali dijual,padahal enak sekali dan mengenyangkan.Makan hokbos 3 buah sama saja kita sudah memakan nasi sekitar satu piring.

2.    HOKCOK


Makanan unik yang kedua yang sering dimasak oleh  nenek saya adalah hokcok.Agak aneh yach namanya …tetapi rasanya tidak kalah enak dengan hokbos.

Hokcok adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras yang dicampur dengan parutan kelapa yang dibungkus dengan daun pisang berbentuk segitiga lancip.

Makanan yang satu ini sangat membuat perut kita menjadi kenyang sebab kandungan karbohidrat dari beras dan parutan kelapa cukup tinggi.

Cara membuatnya juga terbilang gampang kita siapkan beras secukupnya, misalnya 1 kg beras dan parutan kelapa sekitar satu gelas serta daun pisang yang sudah kita panaskan.

Campurkan beras dan parutan kelapa lalu diberi garam secukupnya agar rasanya nanti sedikit gurih.Lalu bungkus adonan tersebut dengan daun pisang dan dibentuk seperti segitiga lancip, lalu diikat agar adonan tidak lepas.

Setelah itu kita kukus sampai matang,jika sudah masak ciri – cirinya adalah adonan beras sudah empuk dan hokcok sudah bisa dinikmati.

Makanan yang satu ini merupakan makanan tradisional yang rajin saya makan sewaktu saya masih kecil.Tapi menurut saya sich makanan ini masih terbilang asing, tetapi bergizi dan mengenyangkan perut kita.

3.    PELIMPENG


Makanan Unik yang ketiga yang terbilang jarang kita temui dipasar atau tempat lainnya adalah pelimpeng.Apa itu Pelimpeng ? Pelimpeng adalah makanan tradisional yang terbuat dari Pisang yang dicampur dengan tepung beras yang digoreng tanpa mengunakan minyak sayur.

Makanan yang satu ini mirip sekali dengan martabak, tetapi rasanya sangat berbeda.Sebab mengunakan daun pisang sebagai alas diwajan tempat memasak pelimpeng.

Caranya pembuatannya pun sangat mudah, kita hancurkan pisang seperti bubur lalu kita campurkan tepung beras, aduk sampai rata.Tepung beras itu biasanya tidak kami beli, kami hanya menumbuk beras sekitar 1 kg ke sebuah lesung atau antan.

Jika adonan selesai maka daun pisang kita Alaskan diwajan yang sudah kita panaskan, lalu adonan kita masukkan dan kita tutup agar panas tetap pokus pada adonan pelimpeng.

Sekitar lima belas menit kemudian adonan kita balik, agar tidak menjadi gosong.Jika pelimpeng sudah berwarna kecoklatan maka pelimpeng sudah bisa kita angkat dan kita sajikan.

Ohy sobat makanan ini jika sudah masak seperti pizza loh, Cuma beda bahan – bahan pembuatan nya saja.

4.    UPAK


Makanan tradisional yang unik berikutnya adalah upak.Upak adalah makanan yang seperti kempelang atau kerupuk yang terbuat dari ubi.

Cara pembuatannya pun tidak terlalu sulit, tetapi proses pembuatannya sedikit agak lebih lama, sebab upak ini harus dikering kan terlebih dahulu.
Bahan – bahannya pun cukup sederhana,seperti Ubi, daun pisang, garam.
Ubi mentah terlebih dahulu kita parut sampai halus, setelah itu kita siapkan daun pisang yang sudah dipanaskan dengan api.

Hasil parutan tersebut kita tebar pada daun pisang, ukuran daun pisang sekitar 20 cm x 20 cm.Parutan ubi kayu itu kita tebar dengan tipis – tipis dipermukaan daun pisang dengan bentuk bulat.

Setelah semua parutan daun pisang itu kita tebar pada daun pisang, maka siapkan kukusan yangsudah berisi air yang mendidih.Kemudian kita kukus sampai matang yaitu berwarna putih seperti kaca.

Jika semuanya sudah masak, maka kita jemur pada sinar matahari, proses penjemuran ini biasanya memakan waktu sekitar tiga hari, tergantung pada panasnya matahari dan tinggkat kekeringan upak tersebut.

Jika kadar air pada upak  sudah menghilang, biasanya upak pada saat dibelah akan berbunyi seperti kita membelah kerupuk atau kempelang ,mak itu tandanya upak sudah kering.

Jika upak sudah kering itu tandanya upak bisa anda goreng dengan mengunakan minyak sayur.Rasa upak ini sangat gurih dan lezat sekali, apalagi kita gunakan sebagai teman makan nasi goreng.

5.    HETEH


Nama makanan yang sangat unik dan tradisional berikutnya adalah Heteh.Heteh adalah makanan tradisional yang terbuat dari kelapa yang digongseng alias digoreng tanpa mengunakan minyak sayur.

Makanan yang satu ini mirip sekali dengan Abon, baik itu abon ikan atau abon jenis lainnya, cuma beda rasanya saja.
Makanan ini sering kami gunakan sebagai makanan tambahan saja, alias bumbu penyedap nasi.

Rasa heteh ini sangatlah gurih dan enak sekali, sehingga nafsu makan kami menjadi bertambah.

Cara pembuatannya pun terbilang sangat mudah, kita siapkan sekitar 3 buah kelapa, lalu kita parut dan air pada hasil parutan kelapa tersebut kita remas agar tidak terlalu banyak air.

Lalu parutan kelapa tersebut kita goreng pada sebuah wajan yang sudah kita panaskan tanpa mengunakan minyak sayur.

Proses pengorengan ini kita lakukan terus menerus sampai parutan kelapa tersebut menjadi kering kecoklatan.Jika sudah terasa kering dan kecoklatan maka heteh bisa kita angkat dan didinginkan lalu bisa kita konsumsi.

Begitulah kisah saya dalam menikmati makanan tradisional yang selalu teringat oleh saya.Saya sangat kagum sekali dengan budaya Indonesia yang memiliki beragam makanan tradisional yang bermacam – macam.


Demikianlah artikel singkat ini dibuat,semoga menjadi inspirasi buat para pembaca.Jika ada kesalahan pada Ide dan Penulisan saya mohon maaf.

6 komentar

  1. daerah toraja kah itu kang nata?

    orang kalsel tepatnya kandangan, tapi kerja dibanjarmasin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan Mbak tapi makanan di daerah Baturaja dan Sekitarnya.

      Baturaja itu nama Kota yang ada di Kab.OKU.Sumatera Selatan yang ibu kota Propinsinya Palembang.

      Wow orang Kalimantan yach...cukup jauh nich.

      Terus hubungannya dengan Mbak Nisa apa yach ? teman kerja atau teman dekat ?

      Hapus
  2. iya, ujung ketemu ujung ya kita. hehe.

    teman kerja iya, teman dekat iya juga :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. oooo.... pantesan Template blognya sama, rupanya teman seperjuangan. :)

      Hapus
  3. Nama-namanya lucu. Kalau variasi lain di Sunda untuk Hokbos adalah nagasari, cuma pakai tepung beras. Kalau tepung ketan biada siisi kepala bergula merah disebut bugis.
    Yah, beda daerah beda pula cara bikin dan penamaan. Yang jelas, saya pengen bikin juga, he he.
    Upak di sini disebut opak sampeu, cara bikinnya sama cuma wadah untuk dimasukkan ke dalam kukusan dulu mah dari pipiti (besek anyaman), sekarang malah plastik lembaran. Gawat, ya. Pengen bikin upak pakai daun pisang saja. Cuma saya belum punya dandang alias kukusan. Kerap kali bingung sampeu mau diapakan sebanyak itu. Dibikin comro mulu, ha ha. Upak itu tahan lama, loh. Bisa divariasikan bumbunya dengan terasi, lumatan jengkol, atau cabai pedas.

    BalasHapus
  4. Sangat disayangkan kan ...,
    nama penganan traditional seperti Hokbos, Hokcok, Pelimpeng ini terasa asing ditelinga oleh masyarakat Indo sendiri.
    Aku saja baru dengar nama-nama penganan bernama unik ini, apalagi nyobain rasanya gimana.

    Untuk itu, kita semua wajib ikut mempopulerkan penganan2 traditional agar dikenali orang banyak.
    Terimakasih kang Nata udah mempelopori.

    BalasHapus

Mohon ketika berkomentar harap menggunakan Akun Blogger , G+,Anonymous kalau URLnya di isi dengan Nama Blog, Maka dengan berat Hati komentarnya tidak saya Posting, :)
EmoticonEmoticon