28 Juli 2017

Pengalaman Kerja Upahan Memetik Buah Duku Saat Musim Tiba

Adakah pembaca yang memiliki pengalaman kerja upahan memetik buah duku ?
Jawabnya ….mungkin saja ada, mungkin saja belum pernah.


Pengalaman Kerja Upahan Memetik Buah Duku

Pembaca yang pernah upahan memetik buah duku pasti tinggal di Pedesaan yang banyak pohon dukunya, iya kan ? ayo jawab dikolom komentar,,,heheh.


Pada artikel ini saya akan berbagi secara singakat pengalaman saya mengambil upahan memetik buah duku.


Kakek saya memang memiliki banyak pohon duku, tapi sudah diborongkan semuanya ke pada para tengkulak.


Jadi tidak ada pohon – pohon duku yang bisa saya panjat, kalau  nekad memanjat pohon duku kakek saya yang sudah di borongkan tersebut, maka saya bisa disebut pencuri.


Ketahuan mencuri maka, akibatnya bisa patal,,,,, Penjara atau ganti rugi dalam jumlah besar.


Langsung pada pengalaman upahan memetik buah duku ……..


Waktu itu saya diajak oleh teman saya untuk ikut upahan memetik duku di dekat desa saya.


Karena saya pikir lebih baik melakukan aktivitas dari pada hanya melamun dirumah, itung – itung menambah pengalaman dan menambah uang saku.


Sebelum pergi memanjat pohon duku maka kami selaku pekerja melakukan negosiasi terlebih dahulu ke pada para Bos Duku tentang berapa honor yang kami dapatkan jika selesai memetik buah duku.


Dan honor yang kami dapatkan adalah sebesar 15 ribu rupiah per/peti yang sudah diantarkan sampai masuk kedalam truk.


Ukuran peti duku  rata – rata panjang 40 cm, lebar 20 cm dan tinggi 20 cm dengan berat rata – rata 15 -18 kg/ peti.


Setelah ada negosiasi tentang berapa upah yang kami terima maka saya dan teman – teman saya pun berangkat ke kebun duku tersebut.


Trik saya dalam memanjat pohon duku untuk upahan adalah memilik pohon yang banyak cabang dan buahnya serta tidak terlalu tinggi pohonnya.


Gunanya adalah supaya hasil yang di dapatkan lebih banyak dan banyak buahnya agar saya tidak terlalu banyak pindah – pindah memanjat pohon duku.


Sebab ativitas turun naik dari pohon duku sangat menguras tenaga.


Kalau naik pohon duku jangan terlalu banyak memakan buah duku pada saat kita sedang berada di atas pohon.


Mengapa ?


 Sebab akan mengurangi kelincahan tubuh kita diatas pohon, karena beban tubuh bertambah akibat banyak mengkonsumsi buah duku.


Disamping itu juga perhatikan apakah dipohon itu ada tawon atau semut hitam, jika ada sebaiknya anda hindari, lebih baik pilih pohon yang lain.


Jika anda memaksakan diri untuk memanjatnya maka resiko anda terjatuh akan besar.


Pada waktu saya upahan memetik buah duku, saya mendapat sekitar 10 peti jadi upah yang saya terima adalah sebesar 150 ribu rupiah, lumayan pikir saya waktu dulu.


Demikanlah artikel singkat tentang pengalaman upahan memetik buah duku ini, semoga bermanfaat jika ada kesalahan saya mohon maaf.

2 komentar

  1. Sebenarnya duku sama langsat itu sama nggak sih?
    Saya menyebutnya langsat soalnya.

    Dulu waktu masih di Sulut, bapak sering jual langsat yang di petik dari pohon dekat rumah.

    Setelah di Buton, jarang banget bisa makan langsat, hingga suatu saat ada pohon langsat yang berbuah dekat kebun kakek saya, terus kami kebagian juga panennya.

    Langsat atau duku itu salah satu buah favorit saya bangeeettt :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. satu jenis tapi beda rasa Mbak. Kayak kita makan cabe rawit dengan cabe keriting. :)

      Yang Mbak makan itu kemungkinan adalah duku, kalau langsat banyak bijinya,hhaha......

      Hapus

Mohon ketika berkomentar harap menggunakan Akun Blogger , G+,Anonymous kalau URLnya di isi dengan Nama Blog, Maka dengan berat Hati komentarnya tidak saya Posting, :)
EmoticonEmoticon