Suka Duka Bekerja Freelance, Menjadi Bos Untuk Diri Sendiri
Panggil saja saya dengan sebutan Melati ......
Tidak pernah terlintas dalam planning
setelah lulus kuliah akan memulai karir menjadi seorang freelance writer alias penulis lepas dan
menekuni dunia tulis menulis. Pekerjaan
yang super fleksibel ini menuntut saya untuk dapat bekerja secara profesional
dan konsisten.
Berangkat dari pengalaman menulis artikel untuk sebuah website seputar
ekonomi dan trading, saya mulai menggali
potensi menulis yang telah lama terpendam. Mulai berkenalan dengan tools SEO (Search Engine Optimization)
yang awam bagi saya yang mengambil jurusan Ekonomi Syariah.
Terhitung sejak 2019 nyemplung di
dunia content writer, saya pun
akhirnya memberanikan diri untuk mengepakkan sayap mengambil berbagai project yang jauh dari topik berbau
ekonomi.
Sebuah tantangan tersendiri ketika mendapat project artikel yang menuntut penulis untuk memahami topik yang
beragam secara komprehensif. Mulai dari
artikel seputar teknologi, sistem informasi, parenting, cryptocurrency hingga kesehatan.
Dari beberapa project freelance
writer yang sudah saya jalani, bagaimana sih suka dukanya menjadi seorang freelancer?
Fleksibel,
menjadi seorang freelancer atau
pekerja lepas memanjakan kita dengan pekerjaan yang tidak terikat jam kerja dan
tempat. Saya biasa mulai bekerja pukul 9
pagi hingga sore dan tidak jarang memilih untuk mengerjakan tulisan di tengah
malam hingga pagi. Untuk tempat, saya memilih kamar sebagai ruang kerja atau
balkon dan sesekali mencicipi bekerja WFC (Work From Cafe). Sangat berbeda
dengan pekerja kantoran ataupun pegawai yang diharuskan menetap di satu meja
kerja dan jam kerja pasti.
Menjadi
leader untuk diri sendiri, seorang freelancer
yang bekerja secara individu tanpa adanya pemimpin dan jabatan
struktural lain dituntut untuk menjadi
pemimpin bagi dirinya sendiri. Saya yang menentukan project seperti apa yang akan saya ambil, kapan saya akan bekerja
dan bertanggung jawab atas amanah yang diberikan oleh klien.
Memiliki
banyak peluang, tidak hanya terikat dengan satu jobdesk saja, menjadi freelance writer membuka banyak peluang
untuk saya belajar dan berkembang dengan mengerjakan beberapa project artikel yang berbeda jenis dan
topiknya.
Belajar
hal baru, menulis artikel SEO-friendly tentu menuntut kita untuk mempelajari
beberapa tools SEO seperti Yoast dan
RankMath. Tidak hanya itu, beberapa klien yang mempercayakan writer untuk mengunggah artikel secara
langsung di website mereka juga membuat saya mempelajari tools yang digunakan seperti Wordpress.
Awal
yang terjal, berbekal pernah menjadi Content Writer pada sebuah website ekonomi dan trading, saya pun mulai menjajaki situs-situs freelance yang populer seperti Fastwork, Fiverr, Upwork,
Sribulancer dan Projects.co.id. Beberapa bulan berlalu belum ada satu pun project yang nyantol. Tidak ber patah semangat, saya mempromosikan dan
menawarkan jasa yang saya miliki hingga pada akhirnya satu per satu project berdatangan dan memperoleh
kepercayaan dari klien.
Dilanda
kebosanan, sistem kerja yang fleksibel dan datar terkadang membuat saya merasa
bosan. Sering mengalami burn out sendiri,
tidak mood, merasa kurang ada
tantangan dan sebagainya. Bekerja seorang diri membuat saya mengalami kejenuhan
saat bekerja. Berbeda dengan pekerjaan lain yang memiliki sebuah teamwork dan interaksi langsung dengan
rekan kerja dan atasan.
Belum
banyak dikenal, pekerjaan freelance writer belum banyak dikenal oleh masyarakat. Hanya
kalangan tertentu yang mengenal jenis pekerjaan ini. Namun tidak perlu
khawatir, saat ini komunitas penulis freelance
banyak ditemui di media sosial. Hal ini akan bermanfaat untuk menambah
relasi dan wawasan untuk bertukar ide.
Terlihat
seperti pengangguran, bagi saya seorang fresh graduate yang baru saja menyandang gelar sarjana, pertanyaan
tentang pekerjaan akan muncul dari berbagai pihak. Pekerjaan freelance bagi sebagian orang belum
dapat disebut sebagai sebuah pekerjaan. Terlebih bagi kita yang tinggal di
desa, bekerja siang-malam di depan laptop mengerjakan banyak project dianggap tidak bekerja.
Manajemen
waktu, karena tidak adanya jam kerja yang pasti sering membuat saya
kesulitan dalam menyeimbangkan waktu dan jam kerja. Terlebih saat mengerjakan
beberapa project yang berbeda dalam rentang
waktu yang sama. Meski bisa dikatakan sebagai fulltime freelancer, namun beberapa pekerjaan lain kerap datang
secara tiba-tiba dan memangkas jam kerja saya.
Pendapatan
tidak menentu, banyak orang yang menjadikan freelance sebagai pekerjaan sampingan
untuk mendapatkan income tambahan.
Namun bagi saya yang hanya mengandalkan freelance
sebagai sumber pendapatan utama membuat saya sering mengalami pasang surut
pendapatan. Keterampilan dalam mengatur keuangan sangat diuji di sini, karena project bisa datang dan pergi kapan
saja, saya terus berusaha untuk mendapatkan project
baru saat satu project telah
berakhir.
Menekuni sebuah bidang pekerjaan yang berangkat dari sebuah hobi
membuat saya semangat untuk terus melangkah menekuni dan mengembangkan potensi
diri di dunia freelance writer ini.
Selalu update dengan perkembangan
terkini, memperbanyak referensi dan menambah relasi dapat mendukung
keberhasilan kita di dunia freelance
writer.