28 Juli 2017

Jangan Panggil Saya Jika Untuk Bernyanyi Di Depan Umum

Bernyanyi adalah keahlian yang sulit saya kuasai, jadi jika ada orang yang memanggil saya untuk bernyanyi diatas panggung, mungkin saya lebih memilih bersembunyi atau melambaikan tangan sebagai tanda tidak mau.

Kenapa saya sebut sulit, sebab suara saya tidaklah berkarakter merdu ditambah teknik mengiringi music sambil bernyanyi yang sulit saya pahami dan dimengerti.


Bayangkan jika music sedang berjalan, maka saya tidak tahu kapan harus mulai bernyanyi, kapan harus berhenti menyanyi.



Jangan Panggil Saya Jika Untuk Bernyanyi Di Depan Umum
pixabay
Yang bakal terjadi jika memaksakan diri untuk bernyanyi di depan umum adalah”  ditertawai. “

Dan hal tersebut tidak mungkin saya biarkan, lebih baik menolak daripada mendapat malu.


Padahal saya tidak anti – anti sekali dengan namanya dunia music, apalagi setiap sambil kerja sering mendengarkan music.


Mungkin karena garis keturunan kami bukanlah seorang yang ahli bernyanyi, sehingga tidak menurun kepada saya.


Untunglah setiap pelajaran kesenian pada waktu sekolah dahulu, kami hanya diwajibkan untuk bernyanyi lagu Wajib Nasional, jika diminta oleh Ibu Guru.


Jika waktu itu diminta untuk bernyanyi lagu umum ( lagu anak muda zaman sekarang ), mungkin nilai pelajaran Kesenian saya bisa anjlok.


Dahulu sempat saya berpikiran untuk kursus bernyanyi, paling tidak tekhnik Vokal bisa saya kuasai, namun batal karena ditempat saya tidak ada tempat kursus bernyanyi.


Padahal kepandaian bernyanyi bisa merubah nasib seseorang.Lihat saja sosok Fildan Rahayu  dari Bau – Bau yang sekarang ini sudah menjadi artis terkenal, berkat kepandaiannya dalam bernyanyi dan menjadi juara Pertama D’Academy 4 Indosiar.


Baca “ Fildan Rahayu Peserta Dangdut Academy 4 Indosiar Asal Bau Bau  “.


Saya juga pernah mencoba belajar bernyanyi dengan cara berkaroke di rumah sendiri.


Bernyanyi dengan melihat teks yang tertera dilayar TV, memang lebih mudah apalagi ada penyanyinya langsung memandu kita melalui suara yang kita dengar di TV.


Namun kalau dipraktekkan diatas Panggung saat ada acara Orgen Tunggal…..mmm…rasanya belum percaya diri.


Perasaan belum mampu dan akan ditertawai selalu mengelayuti pikiran saya.


Jika dipanggil ke atas panggung untuk bernyanyi, mungkin saya lebih memilih menjadi petugas cuci piring saja dari pada harus menyumbangkan suara yang seperti “ bebek di sembelih “.


Sudah jelas lebih aman dari resiko “ Memalukan “ yang bakal sulit untuk dilupakan seumur hidup, betul tidak ??


4 komentar

  1. Saya juga tidak pandai bernyanyi. Susah sekali mempaskan nada. Adik saya menyebutnya deaf tone, atau buta nada.

    Tapi kadang, saya juga ingin bisa menyanyi di depan umum. Akhirnya, jika anak-anak mengantuk di kelas, saya malah mengajak mereka bernyanyi bersama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu dia masalahnya Mbak, buta Nada.

      Padahal suara saya beda - beda tipis dengan artis2, hehehe....

      wah... asyik tu bisa bernyanyi dengan anak murid, pasti ramai sekali yach, ? apalagi menyanyikan lagu potong bebek Angsa.:)

      Hapus
  2. Saya paling suka nyanyi, karaokean tuh 2 jam sendirian rasanya kurang.

    Tapiii kalau di depan umum baru sekali sih, waktu ada acara kantor paksu, kami disuruh nyanyi berdua ama paksu, gemetaran tapi Alhamdulillah nadanya masih bener hahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahah....pantesan pas saya tonton vidionyadi IG, suaranya merdu. :) pinter menyanyi toh. :)

      coba bikin rekaman lagu,,,siapa tahu bisa virall... :)

      Hapus

Mohon ketika berkomentar harap menggunakan Akun Blogger , G+,Anonymous kalau URLnya di isi dengan Nama Blog, Maka dengan berat Hati komentarnya tidak saya Posting, :)
EmoticonEmoticon